Pertemuan Prabu Sentanu

Kamis, 17 November 2011

DEWABRATHA

Ketika Dewi gangga menghilang dan membawa bayinya yang kedelapan, Raja Sentanu meninggalkan semua kesenangan duniawi dan memerintah kerajaan dengan semangat asketisme. Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai Gangga, dia melihat seorang anak laki-laki yang dilingkupi aura keagungan dan ke elokan Dewandra, raja para dewa – dewi. Anak itu sedang bermain panah. Ia berulang kali melepas anak panah ke seberang sungai Gangga. Tiba – tiba , di hadapan raja, Dewi Gangga menampakkan diri. “Wahai, Paduka Raja, inilah anak kita yang ke delapan. Ia sudah besar. Aku beri nama Dewabrata. Aku mengajarinya menguasai seni perang. Kesaktiannya setara dengan Parasurama. Ia juga menguasai kesenian. Terimalah anak ini. Kelak ia akan menjadi pemanah, pahlawan, dan negarawan besar.  Sang Dewi menceritakan bahwa anak itu adalah anaknya.

Kemudian Dewi gangga memberkahi anak itu, menyerahkan pada ayahnya dan kemudian menghilang.
Dengan riang hati, raja menyambut dan membawa sang putra ke Istana. Anak yang dikelilingi aura keagungan dan kemudaan ini dinobatkan menjadi putra mahkota.
Di kutip dari cerita Mahabharata penerbit IRCISoD

Jumat, 11 November 2011

Pertemuan Prabu Sentanu dengan Dewi Gangga

Kisah Mahabharata di awali dengan pertemuan antara Prabu Sentanu dengan Dewi Gangga.
"Siapakah dirimu wahai sang dewi, jadilah istriku" bertanya Maharaja Sentanu kepada Dewi Gangga yang berdiri di hadapannya dalam wujud manusia. Raja Sentanu terpesona oleh kecantikan Dewi Gangga yang melebihi kecantkan manusia biasa. Dengan sepenuh hati sang raja meminang sang dewi. Raja berjanji akan memberikan kerajaan, kekayaan, bahkan nyawanya.
"Paduka Raja, aku bersedia menjadi istrimu. Asalkan engkau atau siapapun tidak boleh menanyakan dari mana dan siapakah aku sebenarnya. Engkau juga tidak boleh menghalangi apa pun yang aku lakukan, baik atau buruk. Engkau tidak boleh marah padaku apapun alasannya. Engkau tidak boleh mengatakan sesuatu yang membuat aku sedih. Jika engkau melanggar syarat-syarat itu, aku kan pergi meninggalkanmu. Apakah engkau setuju dan bersedia berjanji tidak akan melanggarnya ?" tanya Dewi Gangga.
Raja yang mabuk kepayang bersumpah akan mematuhi semua persyaratan itu.
Demikianlah akhirnya Dewi Gangga di peristri dan tinggal bersama Raja Sentanu.
Dewi Gangga melahirkan banyak anak. Setiap anaknya yang baru saja ia lahirkan ia bawa dan ia benamkan di Sungai Gangga. Kemudian ia kembali pada raja dengan wajah berseri seri.
Melihat tindakan istrinya yang sedemikian kejam, Raja Sentanu merasa cemas dan sangat sedih. Tapi ia hanya dapat menyimpannya  dalam hati. Ia terikat dengan janjinya dulu.
Demikianlah, Dewi Gannga membunuh ketujuh anaknya. Ketika anak ke delapan lahir dan akan dibuang ke sungai Gangga, Raja Sentanu tidak dapat menahan diri lagi. Ia berteriak lantang. "Hentikan! Mengapa kau begitu tega melakukan tindakan kejam dan membunuh darah daging sendiri yang tidak berdosa ?."
"Wahai  sang raja. Engkau telah melanggar janjimu padaku. Hatimu telah tertambat pada anak ini. Berarti engkau tidak membutuhkanku lagi. Aku akan pergi. Baiklah aku tidak akan  membunuh anak ini. Sebelum menghakimiku, dengarkan penjelasanku dulu. Sebenarnya aku adalah bethari Gangga, aku terpaksa mamainkan lakon yang kejam ini karena kutukan sang Resi Wasistha. Aku akan membawa anak bungsumu dan membesarkannya. Kelak aku akan menyerahkan kembali anak ini sebagai pemberianku padamu " Kata Dewi Gangga. Setekah berkata demikian, Batari Gangga menghilang bersama bayi itu. Kelak bayi ini akan di kenal sebagai Bhisma putra Gangga.
Dikutip dari Kisah Mahabharata penerbit : IRCiSoD