Pertemuan Prabu Sentanu

Sabtu, 03 Desember 2011

Sumpah Bisma

Dengan riang hati raja meyambut dan membawa sang putra ke istana. Anak yang dikelilingi aura keagungan kemudian di nobatkan menjadi putra mahkota.
Empat tahun berlalu, suatu hari raja berjalan-jalan di pinggiran sungai Yamuna. Tiba-tiba udara menyebarkan keharuman yang luar biasa. Raja mencari sumber keharuman. Ternyata sumbernya berasal dari gadis yang cantik jelita.
Sepeninggal Dewi Gangga, Raja Sentanu selalu berusaha menahan hasrat. Tetapi kecantikan gadis itu membuatnya hilang kendali dan terbawa gairah asmara yang meluap-luap. Raja Sentanu meminang gadis itu untuk menjadi permaisurinya.
"Paduka Raja, namaku Setyawati. Aku seorang penangkap ikan. Ayahku kepala nelayan di daerah ini. Silahkan Paduka membicarakan permintaanmu dengan ayah. Semoga dia menerima Pinanganmu" Kata sang gadis.
"Daulat tuanku, memang sudah saatnya putri hamba menikah dengan seorang laki-laki, seperti gadis-gadis lain. Paduka boleh meminangnya. Namun demikian, sebelumnya mohon paduka mau berjanji di hadapan hamba " kata sang Ayah.
"Apapun syarat yang anda ajukan akan aku penuhi" jawab sang raja.
( disinilah pelajaran yang bisa kita ambil, bahwa perkataan kita harus kita pertanggung jawabkan, Janji yang kita ucapkan harus kita penuhi, sehingga kita jangan mudah untuk berjanji, karena ada sesuatu yang kadang diluar kemampuan kita untuk memenuhi janji yang kita ucapkan )
Sang ayah itu memohon " Jika anak hamba melahirkan anak laki-laki, paduka harus menobatkannya menjadi putra mahkota "
Meskipun sedang di mabuk asmara pada Setyawati, Raja sentanu tidak dapat menyanggupi persyaratan ayah Setyawati. Ia sadar syarat itu akan berarti menyingkirkan Dewabrata, Putra Dewi Gangga dari posisi putra mahkota. Harga yang terlalu memalukan untuk ditanggung.
Setelah sang raja pulang ke Istana, raja menyimpan rapat rahasianya, ia simpan kegelisahan hatinya. Ia banyak mengurung diri dan melamun.
Suatu hari Dewabrata bertanya pada ayahnya, mengapa selama ini sang raja lebih banyak mengurung diri dan melamun, tetapi sang raja tetap menyimpan perasaan yang di pendamnya. Setelah Bisma mencari tahu pada sais kereta sang raja apa yang mengganggu ketenangan hati ayahnya, barulah ia tahu tentang pertemuan sang raja dengan gadis yang bernama Setyawati. Singkat cerita Dewabrata pergi menemui kepala nelayan dan meminangkan anak gadisnya demi sang ayah.
Kepala nelayan itu menerimanya dengan hormat, tapi ia tetap bersikukuh dengan syaratnya. " Sebenarnya anak gadis hamba pantas menjadi permaisuri ayahanda paduka. Oleh karena itu, bukankah wajar jika anak lelakinya kelak akan menggantikan nya menjadi raja ? Tapi paduka telah dinobatkan sebagai putra mahkota dan dengan demikian akan menggantikannya. Inilah masalahnya."
Jawab Bisma : "Baiklah, tolong ingat baik-baik kata kataku, anak lelaki yang dilahirkan anak gadismu akan di nobatkan menjadi raja. Aku rela tidak naik tahta demi keinginan Ayahanda untuk melanjutkan garis keturunan keluarga. "Kemudian, Dewabrata mulai mengucapkan sumpahnya.
Setelah itu, kepala nelayan berucap, " Wahai putra mahkota, tuan telah melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh pewris tahta sampai saat ini. Hamba yakin tuan akan menepati janji, Tetapi apakah keturunan tuan tidak akan menuntut hak nya?"
Mendengar pertanyaan sangat sulit yang di ajukan sang gadis, Demi memenuhi keinginan ayahnya, Dewabrata memutuskan untuk meninggalkan keinginan duniawi, kemudian ia bersumpah lagi.
"Aku berjanji tidak akan kawin dan akan menjalani kesucian sepanjang hidupku " Ketika Dewabrata mengucapkan sumpahnya, para dewa mengelu - elukan, Bhisma,.... Bhisma,.... Bhisma,...
Sejak saat itu, Dewabrata dikenal sebagai Bhisma. Demikianlah, Putra Batari Gangga memboyong Setyawati ke Hastinapura untuk ayahandanya

Kamis, 17 November 2011

DEWABRATHA

Ketika Dewi gangga menghilang dan membawa bayinya yang kedelapan, Raja Sentanu meninggalkan semua kesenangan duniawi dan memerintah kerajaan dengan semangat asketisme. Suatu hari ketika berjalan-jalan di tepi sungai Gangga, dia melihat seorang anak laki-laki yang dilingkupi aura keagungan dan ke elokan Dewandra, raja para dewa – dewi. Anak itu sedang bermain panah. Ia berulang kali melepas anak panah ke seberang sungai Gangga. Tiba – tiba , di hadapan raja, Dewi Gangga menampakkan diri. “Wahai, Paduka Raja, inilah anak kita yang ke delapan. Ia sudah besar. Aku beri nama Dewabrata. Aku mengajarinya menguasai seni perang. Kesaktiannya setara dengan Parasurama. Ia juga menguasai kesenian. Terimalah anak ini. Kelak ia akan menjadi pemanah, pahlawan, dan negarawan besar.  Sang Dewi menceritakan bahwa anak itu adalah anaknya.

Kemudian Dewi gangga memberkahi anak itu, menyerahkan pada ayahnya dan kemudian menghilang.
Dengan riang hati, raja menyambut dan membawa sang putra ke Istana. Anak yang dikelilingi aura keagungan dan kemudaan ini dinobatkan menjadi putra mahkota.
Di kutip dari cerita Mahabharata penerbit IRCISoD

Jumat, 11 November 2011

Pertemuan Prabu Sentanu dengan Dewi Gangga

Kisah Mahabharata di awali dengan pertemuan antara Prabu Sentanu dengan Dewi Gangga.
"Siapakah dirimu wahai sang dewi, jadilah istriku" bertanya Maharaja Sentanu kepada Dewi Gangga yang berdiri di hadapannya dalam wujud manusia. Raja Sentanu terpesona oleh kecantikan Dewi Gangga yang melebihi kecantkan manusia biasa. Dengan sepenuh hati sang raja meminang sang dewi. Raja berjanji akan memberikan kerajaan, kekayaan, bahkan nyawanya.
"Paduka Raja, aku bersedia menjadi istrimu. Asalkan engkau atau siapapun tidak boleh menanyakan dari mana dan siapakah aku sebenarnya. Engkau juga tidak boleh menghalangi apa pun yang aku lakukan, baik atau buruk. Engkau tidak boleh marah padaku apapun alasannya. Engkau tidak boleh mengatakan sesuatu yang membuat aku sedih. Jika engkau melanggar syarat-syarat itu, aku kan pergi meninggalkanmu. Apakah engkau setuju dan bersedia berjanji tidak akan melanggarnya ?" tanya Dewi Gangga.
Raja yang mabuk kepayang bersumpah akan mematuhi semua persyaratan itu.
Demikianlah akhirnya Dewi Gangga di peristri dan tinggal bersama Raja Sentanu.
Dewi Gangga melahirkan banyak anak. Setiap anaknya yang baru saja ia lahirkan ia bawa dan ia benamkan di Sungai Gangga. Kemudian ia kembali pada raja dengan wajah berseri seri.
Melihat tindakan istrinya yang sedemikian kejam, Raja Sentanu merasa cemas dan sangat sedih. Tapi ia hanya dapat menyimpannya  dalam hati. Ia terikat dengan janjinya dulu.
Demikianlah, Dewi Gannga membunuh ketujuh anaknya. Ketika anak ke delapan lahir dan akan dibuang ke sungai Gangga, Raja Sentanu tidak dapat menahan diri lagi. Ia berteriak lantang. "Hentikan! Mengapa kau begitu tega melakukan tindakan kejam dan membunuh darah daging sendiri yang tidak berdosa ?."
"Wahai  sang raja. Engkau telah melanggar janjimu padaku. Hatimu telah tertambat pada anak ini. Berarti engkau tidak membutuhkanku lagi. Aku akan pergi. Baiklah aku tidak akan  membunuh anak ini. Sebelum menghakimiku, dengarkan penjelasanku dulu. Sebenarnya aku adalah bethari Gangga, aku terpaksa mamainkan lakon yang kejam ini karena kutukan sang Resi Wasistha. Aku akan membawa anak bungsumu dan membesarkannya. Kelak aku akan menyerahkan kembali anak ini sebagai pemberianku padamu " Kata Dewi Gangga. Setekah berkata demikian, Batari Gangga menghilang bersama bayi itu. Kelak bayi ini akan di kenal sebagai Bhisma putra Gangga.
Dikutip dari Kisah Mahabharata penerbit : IRCiSoD